3/03/2013

5 Prinsip Kepemimpinan Sun Tzu


1.Zhi-Kecerdasan

Zhi tidak hanya berarti kecerdasan, tetapi juga pengalaman, pengetahuan, kebijaksanaan, dan visi. John C. Maxwel, seorang guru kepemimpinan terkenal Amerika, menegaskan, “Setiap orang mungkin bisa menjalankan kapalnya, tetapi hanya seorang pemimpinlah yang bisa menentukan arahnya.

2. Xin-Kepercayaan

Seorang pemimipin haruslah dapat dipercaya sekaligus mampu meyakinkan para pengikutnya. Sun Tzu mengisyaratkan bahwa pemimpin yang mempunyai integritas tinggi akan mampu menyatukan dan menggerakkan pasukan untuk berjuang meraih kemenangan.

3. Ren-Kebajikan

Pemimpin yang memiliki Ren adalah pribadi yang penuh tenggang rasa, toleran, dan penuh pengertian. Pada intinya, seorang pemimpin harus memiliki hati dan jiwa yang fulfill, sehingga dari ketercukupan hatinya itu, meluberlah kasih saying pada pengikutnya, terutama pengikutnya.

4. Yong-Keberanian

Keberanian yang dimaksud adalah keberanian yang berasal dari perhitungan matang dan bukan dari keputusan nekad atau untung-untungan. Pada zaman sekarang, hal ini kita kenal dengan istilah calculated risk.

5. Yan-Ketegasan

Pemimimpin adalah orang yang tegas, keras, dan disiplin.

Ada kisah menarik ketika prinsip ini dipraktikan.

Dikisahkan setelah membaca buku Art of War karya Sun Tzu, kaisar Ho Lu merasa tertarik dan meminta Sun Tzu untuk mendemonstrasikan. Kaisar berkata, “Apakah strategimu juga dapat diterapkan untuk para wanita?”, Sun Tzu menjawab, “Bisa Baginda, asalkan Paduka memberi wewenang penuh untuk melaksanakannya”. Singkat cerita, Sun Tzu diberi wewenang untuk melatih 180 wanita cantik termasuk dua orang selir kesayangan kaisar. Sun Tzu segera membagi 180 wanita itu ke dalam dua kelompok , dimana dua selir kesayangan masing-masing diberi kedudukan sebagai kepala kelompok. Kepada barisan itu Sun Tzu memeberikan instruksi terinci: begitu mendengar tanda bunyi gendering, maka mereka harusberbaris dan berjalan. Lantas, genderang sebagai aba-aba pun dibunyikan, tetapi para wanita itu hanya senyum-senyum dan tertawa cekikikan. Kali ini Sun Tzu menerangkan kepada para wanita tersebut; jika pertama kali mencoba, tetapi tidak bisa melakukan perintah, maka itu karena panglima yang kurang jelas perintahnya. Untuk itu, ia menjelaskan sekali lagi aturan dan cara-cara baris yang mesti dilakukan begitu mendengar genderang. Dan sekali lagi setelah pasukan siap, genderang segera dibunyikan, tetapi lagi-lagi para wanita itu hanya tertawa dan bercanda. Kini, Sun Tzu menegaskan dengan lantang: bila perintah sudah dijelaskan dan diulang oleh panglima, tetapi tetap tidak dilaksanakan, maka kesalahan tidak lagi ada pada panglima, tetapi pada komandan lapangan, yakni dua orang selir kesayangan kaisar. Maka sebagai ganjarannya Sun Tzu memerintahkan untuk menghukum mati kedua selir tersebut. Mendengar hal itu, kaisar Ho Lu mencegah Sun Tzu agar kedua selirnya diampuni. Akan tetapi Sun Tzu menolak permohonan kaisar. Katanya, “ Mohon maaf Baginda, sebagai panglima tertinggi yang ditunjuk, saya harus tetap menjalankan prinsip hukum militer, dimana yang salah harus ditindak dengan tegas. Setelah itu, Sun Tzu melanjutkan perintahnya, dan kali ini semua instruksinya diikuti sehingga latihan berjalan tertib dan lancar. Setelah kejadian itu, kaisar merasa kehilangan selir yang disayanginya. Namun, di lain pihak, kaisar melihat bahwa ketegasan Sun Tzu bisa diterima dengan akal. Karena itu, akhirnya kaisar mengambil keputusan untuk benar-benar mengangkat Sun Tzu sebagai panglima kerajaan.
(Art of War)
http://ngatman.wordpress.com/2009/06/18/5-prinsip-kepemimpinan-sun-tzu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar