1.Zhi-Kecerdasan
Zhi tidak hanya berarti kecerdasan, tetapi juga pengalaman, pengetahuan, kebijaksanaan, dan visi. John C. Maxwel, seorang guru kepemimpinan terkenal Amerika, menegaskan, “Setiap orang mungkin bisa menjalankan kapalnya, tetapi hanya seorang pemimpinlah yang bisa menentukan arahnya.
2. Xin-Kepercayaan
Seorang pemimipin haruslah dapat dipercaya sekaligus mampu meyakinkan para pengikutnya. Sun Tzu mengisyaratkan bahwa pemimpin yang mempunyai integritas tinggi akan mampu menyatukan dan menggerakkan pasukan untuk berjuang meraih kemenangan.
3. Ren-Kebajikan
Pemimpin yang memiliki Ren adalah pribadi yang penuh tenggang rasa, toleran, dan penuh pengertian. Pada intinya, seorang pemimpin harus memiliki hati dan jiwa yang fulfill, sehingga dari ketercukupan hatinya itu, meluberlah kasih saying pada pengikutnya, terutama pengikutnya.
4. Yong-Keberanian
Keberanian yang dimaksud adalah keberanian yang berasal dari perhitungan matang dan bukan dari keputusan nekad atau untung-untungan. Pada zaman sekarang, hal ini kita kenal dengan istilah calculated risk.
5. Yan-Ketegasan
Pemimimpin adalah orang yang tegas, keras, dan disiplin.
Ada kisah menarik ketika prinsip ini
dipraktikan.
Dikisahkan setelah membaca buku Art of War karya
Sun Tzu, kaisar Ho Lu merasa tertarik dan meminta Sun Tzu untuk
mendemonstrasikan. Kaisar berkata, “Apakah strategimu juga dapat diterapkan
untuk para wanita?”, Sun Tzu menjawab, “Bisa Baginda, asalkan Paduka memberi
wewenang penuh untuk melaksanakannya”. Singkat cerita, Sun Tzu diberi wewenang
untuk melatih 180 wanita cantik termasuk dua orang selir kesayangan kaisar. Sun
Tzu segera membagi 180 wanita itu ke dalam dua kelompok , dimana dua selir
kesayangan masing-masing diberi kedudukan sebagai kepala kelompok. Kepada
barisan itu Sun Tzu memeberikan instruksi terinci: begitu mendengar tanda bunyi
gendering, maka mereka harusberbaris dan berjalan. Lantas, genderang sebagai
aba-aba pun dibunyikan, tetapi para wanita itu hanya senyum-senyum dan tertawa
cekikikan. Kali ini Sun Tzu menerangkan kepada para wanita tersebut; jika
pertama kali mencoba, tetapi tidak bisa melakukan perintah, maka itu karena
panglima yang kurang jelas perintahnya. Untuk itu, ia menjelaskan sekali lagi
aturan dan cara-cara baris yang mesti dilakukan begitu mendengar genderang. Dan
sekali lagi setelah pasukan siap, genderang segera dibunyikan, tetapi lagi-lagi
para wanita itu hanya tertawa dan bercanda. Kini, Sun Tzu menegaskan dengan
lantang: bila perintah sudah dijelaskan dan diulang oleh panglima, tetapi tetap
tidak dilaksanakan, maka kesalahan tidak lagi ada pada panglima, tetapi pada
komandan lapangan, yakni dua orang selir kesayangan kaisar. Maka sebagai
ganjarannya Sun Tzu memerintahkan untuk menghukum mati kedua selir tersebut.
Mendengar hal itu, kaisar Ho Lu mencegah Sun Tzu agar kedua selirnya diampuni.
Akan tetapi Sun Tzu menolak permohonan kaisar. Katanya, “ Mohon maaf Baginda,
sebagai panglima tertinggi yang ditunjuk, saya harus tetap menjalankan prinsip
hukum militer, dimana yang salah harus ditindak dengan tegas. Setelah itu, Sun
Tzu melanjutkan perintahnya, dan kali ini semua instruksinya diikuti sehingga
latihan berjalan tertib dan lancar. Setelah kejadian itu, kaisar merasa
kehilangan selir yang disayanginya. Namun, di lain pihak, kaisar melihat bahwa
ketegasan Sun Tzu bisa diterima dengan akal. Karena itu, akhirnya kaisar
mengambil keputusan untuk benar-benar mengangkat Sun Tzu sebagai panglima
kerajaan.
(Art of War)
http://ngatman.wordpress.com/2009/06/18/5-prinsip-kepemimpinan-sun-tzu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar